foto atlet voli putri indonesia

    Release time:2024-10-08 05:54:31    source:pisau 4d   

foto atlet voli putri indonesia,luwak4d,foto atlet voli putri indonesiaJakarta, CNN Indonesia--

Serangan udara menghantam acara konser suku minoritas Karen di negara bagian Kachin, Myanmar, pada Senin (24/10).

Akibat serangan itu, sedikitnya 30 orang tewas sejauh ini seperti dikutip dari Reuters. Serangan udara itu menyerang konser yang dihadiri para warga sipil termasuk para penyanyi lokal dan personel tentara pembebasan Kachin (KIA).

Lihat Juga :
Geger Revolusi Toilet, Warga China Tolak Xi Jinping dari Bilik WC

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Video CNN]

Pihak junta militer Myanmar pun sejauh ini belum memberi pernyataan terkait serangan udara tersebut. Reuters sudah mencoba menghubungi perwakilan junta militer, namun belum mendapatkan jawaban.

Juru bicara KIA Naw Bu mengatakan serangan itu sengaja menargetkan perayaan 62 tahun berdirinya militer dari faksi politik Kachin, Organisasi Kemerdekaan Kachin (KIO).

Lihat Juga :
3 Negara Musuh Arab Saudi

"Serangan itu memang disengaja. KIA/KIO mengutuk (serangan) itu. Ini tindakan keji yang juga dianggap sebagai kejahatan perang," tutur Naw Bu kepada Reuters.

Insert - Serangan udara Myanmar bunuh 30 orang di KachinSerangan udara Myanmar bunuh 30 orang di Kachin. (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani)

Usai kudeta berdarah yang dilakukan junta militer Myanmar, konflik antara KIA dan pihak junta kembali pecah menjadi semakin sengit. Suara untuk meminta otonomi yang lebih luas semakin menggema dan penolakan terhadap junta militer Myanmar kian kuat.

Pihak Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) yang merupakan aliansi anti-junta militer turut menuding junta militer berada di balik serangan udara itu. Mereka mengutuk tindakan yang dianggap keji itu.

Lihat Juga :
2 'Harta Karun' Tersimpan di Pulau Pasir NTT yang Diklaim Australia

"Militer teroris dengan sengaja melakukan pembunuhan massal dengan bombardir udara menargetkan konser besar. Tindakan militer teroris jelas sekali melanggar hukum internasional," demikian pernyataan dari NUG.

(bac/bac)