oppatoto rtp

    Release time:2024-10-08 03:34:52    source:pemain al nassr fc   

oppatoto rtp,chip ungu murah 1m,oppatoto rtpJakarta, CNN Indonesia--

Amerika Serikat mengusulkan pembentukan negara Palestina, sebagai cara untuk menjamin keamanan jangka panjang bagi Israeldan untuk membangun kembali wilayah Gaza pasca agresi.

Dalam kunjungannya ke beberapa negara Timur Tengah pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pembentukan negara Palestina bisa menstabilkan Timur Tengah dan mengisolasi Iran.

Dilansir Al Jazeera, Blinken menyebut Timteng kini menghadapi "dua jalur".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :
AS Sebut Pembentukan Negara Palestina Jadi Solusi Damai di Gaza

"Jika Anda mengambil jalur pertama, itu lah satu-satunya cara terbaik untuk mengisolasi, meminggirkan Iran dan proksinya yang telah membuat begitu banyak masalah bagi kami dan bagi hampir semua orang di kawasan ini," kata Blinken.

Pernyataan Blinken ini muncul usai ia mengunjungi beberapa negara sekutu di kawasan termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar dan Turki.

Hasil kesepakatan dengan negara-negara sekutu ini juga telah disampaikan langsung oleh Blinken ke Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Kepada Netanyahu, Blinken mengatakan setiap mitra di kawasan yang telah ditemui menyatakan siap mendukung solusi jangka panjang untuk mengakhiri siklus kekerasan yang telah berlangsung lama dan menjamin keamanan Israel.

Blinken mengatakan negara-negara sekutu ini bersedia membantu rekonstruksi dan perpindahan pemerintahan Palestina di Gaza.

Lihat Juga :
Israel Hancurkan Pemakaman di Gaza, Dalih Cari Jenazah Sandera

"Tetapi mereka menggarisbawahi bahwa hal ini hanya dapat dicapai melalui pendekatan regional, yang mencakup jalan menuju pembentukan negara Palestina," kata Blinken, dilansir CNN.

"Jika Israel ingin negara-negara tetangganya di Arab mengambil keputusan sulit yang diperlukan untuk menjamin keamanan abadi, maka para pemimpin Israel harus mengambil keputusan sulit itu sendiri," imbuhnya.

Senada, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller, juga mengatakan "tidak ada cara" untuk menyelesaikan masalah keamanan jangka panjang Israel di wilayah itu dan upaya membangun kembali Gaza, tanpa pembentukan negara Palestina.

Miller mengatakan Menlu AS berhasil mencapai komitmen dari negara-negara lain di wilayah tersebut (Timteng), untuk berpartisipasi dalam rekonstruksi Gaza.

"Mereka (sekutu) akan berpartisipasi dalam pembentukan pemerintahan Gaza yang dipimpin oleh Palestina. Namun mereka hanya akan melakukan hal tersebut jika ada jalan nyata menuju pembentukan negara Palestina," ungkapnya. 



Miller menyebut ini adalah peluang bagi Israel, karena negara-negara di kawasan siap memberikan jaminan keamanan.

"Tidak ada cara untuk menyelesaikan tantangan jangka panjang untuk memberikan keamanan abadi, dan tidak ada cara untuk menyelesaikan tantangan jangka pendek dalam membangun kembali Gaza dan membangun pemerintahan di Gaza serta memberikan keamanan bagi Gaza, tanpa pembentukan negara Palestina," kata Miller dikutip Reuters.

Berlanjut ke halaman berikutnya...

Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MbS), sudah memberikan isyarat kepada AS bahwa Riyadh akan membantu membangun kembali Gaza pasca agresi.

Pangeran MbS disebut menawarkan normalisasi hubungan dengan Israel, sebagai bagian dari komitmen Saudi membantu rekonstruksi Gaza.

Namun, MbS punya syarat, yakni Palestina harus merdeka.

[Gambas:Photo CNN]

PM Netanyahu tolak pembentukan negara Palestina

Menanggapi usulan AS dan kesepakatan dengan negara-negara sekutu, PM Benjamin Netanyahu terang-terangan menentang pembentukan negara Palestina sebagai bagian dari skenario pasca agresi.

Lihat Juga :
AS Minta Bantuan Pangeran Saudi MbS Bangun Gaza usai Agresi Israel

Dalam konferensi persnya, Netanyahu menyebut bakal terus melanjutkan serangan sampai Israel mendapatkan "kemenangan yang menentukan atas Hamas".

"Dalam pengaturan apa pun di masa depan, Israel memerlukan kendali keamanan atas seluruh wilayah di sebelah barat Sungai Yordan," kata Netanyahu, dikutip dari Al Jazeera.

Saat menyampaikan penolakannya kepada Menlu Blinken, Netanyahu mengatakan bahwa dia tidak siap untuk membuat kesepakatan yang memungkinkan terbentuknya negara Palestina.

Hanya satu permintaan AS yang disetujui Netanyahu, yakni agar Israel tidak melancarkan serangan besar-besaran terhadap Hizbullah di Lebanon.

Blinken pun menjawab dengan mengatakan bahwa tidak ada solusi militer yang bisa dilakukan terhadap Hamas. Blinken juga menyebut pemimpin Israel perlu mengakui hal ini atau sejarah akan terulang kembali dan kekerasan akan terus berlanjut.

Pilihan Redaksi
  • PM Saudi MbS Mau Bantu AS Bangun Gaza Lagi, Tapi Ada Syaratnya
  • Ultimatum Baru Saudi ke Israel untuk Setop Agresi di Palestina
  • Jurnalis Terbunuh di Gaza Lampaui Jumlah Wartawan Tewas di Dunia

Upaya AS untuk menggoyahkan Netanyahu tak berhenti sampai di situ.

NBC News melaporkan dalam upaya untuk "mengatasi" Netanyahu, Blinken telah melakukan pertemuan secara individu dengan anggota Kabinet Perang dan pejabat Israel lainnya, termasuk dengan pemimpin oposisi sekaligus eks PM Yair Lapid.

Presiden AS Joe Biden telah berulang kali menekankan komitmennya soal solusi dua negara atas Palestina. Namun pemerintahan Netanyahu membuat realisasi solusi dua negara ini kian sulit dicapai.

Sejak serangan Hamas yang dibalas dengan agresi Israel selama lebih dari tiga bulan, Netanyahu dengan tegas menolak pembentukan negara Palestina di masa depan.

Bahkan bulan lalu, dia mengatakan "Saya bangga telah mencegah pembentukan negara Palestina".

Hingga kini jumlah korban tewas akibat kebrutalan pasukan Zionis di Gaza telah mencapai lebih dari 24 ribu orang dalam tiga bulan terakhir. Perempuan dan anak-anak adalah yang paling banyak menjadi korban akibat genosida Israel