mto togel 2

    Release time:2024-10-08 05:54:31    source:berkelahi 2d togel   

mto togel 2,erek2 kelelawar masuk rumah,mto togel 2

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga emas terpantau cenderung turun tipis pada perdagangan Senin (23/9/2024) pagi, menandakan bahwa pasar tampaknya sedang mengambil jeda sejenak terlebih dahulu setelah pada perdagangan Jumat lalu emas dunia mencetak rekor terbarunya.

Merujuk data Refinitivpada perdagangan hari ini, Senin (23/9/2024) pukul 06:00 WIB, harga emas global terpantau turun tipis 0,06% di posisi US$ 2.620,44 per troy ons.

Sedangkan pada perdagangan Jumat pekan lalu, harga emas dunia berakhir di US$ 2.621,95, atau melonjak 1,37%.

Tampaknya pada pagi hari ini waktu Indonesia, pasar sedang mengambil jeda sejenak setelah harga emas mencetak rekor tertinggi barunya (all time high/ATH) pada Jumat pekan lalu. Harga emas pun menembus level psikologis barunya di US$ 2.600. Namun di pagi hari ini waktu Indonesia, sejatinya harga emas dunia masih berada di level US$ 2.600-an.

Harga emas bergairah pada pekan lalu setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) mulai mengakhiri era suku bunga tinggi dengan pemangkasan lebih tinggi dari ekspektasi.

Pada Kamis dini hari waktu Indonesia, kabar baik datang dari The Fed, di mana bank sentral Negeri Paman Sam tersebut memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya.

Pemangkasan kali ini cukup besar atau hard landingyakni sebesar 50 bp menjadi 4,75-5,0%.

Baca:
Pemilik Emas Full Senyum! Harga Pecah Rekor Tembus US$ 2600

Pemangkasan sebesar 50 bps lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang hanya 25 bps. Pemangkasan ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020 atau empat tahun lalu saat awal pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bp sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September 2023-Agustus 2024 atau lebih.

Anggota Federal Open Market Committee (FOMC) melihat suku bunga acuan The Fed ada di 4,4% pada akhir tahun ini, setara dengan 4,25%-4,5%. The Fed akan menggelar pertemuan FOMC kembali pada 7 November dan 18 Desember 2024.

Sementara itu untuk 2025, The Fed memproyeksikan suku bunga berada di 3,4%. Angka ini mengindikasikan adanya pemotongan 100 bps atau 1%. Pada 2026, suku bunga diharapkan turun menjadi 2,9% atau dipangkas 50 bps.

Pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin jarang terjadi dalam sejarah The Fed.

Pada periode 1994-2024 atu dalam 30 tahun terakhir, The Fed hanya memangkas suku bunga 50 bps atau lebih dalam kondisi darurat atau krisis yakni pada 2001 saat terjadi krisis bubble internetatau gelembung dot-com.

Pemangkasan 50 bps dan lebih juga dilakukan saat ekonomi AS dilanda krisis subprime Mortgagepada 2007-2008. Pemangkasan sebesar 150 bps dilakukan pada Maret 2020 saat seluruh dunia dihantam pandemi Covid-19.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(chd/chd) Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">