erek ikan paus

    Release time:2024-10-07 22:07:59    source:nowgoal mobi   

erek ikan paus,60 2d togel gambar,erek ikan paus

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas pariwisata di Indonesia bergeliat di tengah isu pelemahan daya beli masyarakat kelas menengah. Sebagian masyarakat Indonesia diduga menggunakan tabungannya untuk kebutuhan piknik.

Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mencatat pertumbuhan sektor transportasi yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata pada 2024 memang mengalami pertumbuhan. Namun, dia menduga sebagian masyarakat menggunakan tabungannya untuk kegiatan tersebut.

"Untuk memenuhi keinginan 'healing', kelas menengah ini sudah mulai memakan tabungan mereka," kata dia dikutip Kamis, (12/9/2024).

Nailul menyebut fenomena makan tabungan untuk jalan-jalan ini terlihat dari menurunnya tabungan, khususnya masyarakat kelas menengah ke bawah. Tabungan mereka susut untuk membiayai 'syahwat' travelling.

Baca:
Menteri Jokowi Wanti-Wanti Soal Iuran Dana Pensiun Tambahan

"Makanya untuk tabungan kelas menengah di Indonesia secara nominal menurun," kata dia.

Sebelumnya, sejumlah data menunjukkan kegiatan pariwisata semakin digemari oleh sebagian masyarakat Indonesia pada paruh pertama 2024. Fenomena itu misalnya tercatat dalam data Indeks Penjualan Ritel (IPR) prakiraan Agustus 2024 Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi. Kelompok ini mengalami peningkatan signifikan dari -6,2% yoy pada Juli menjadi 2,8% yoy pada Agustus 2024.

Kenaikan ini selaras dengan data Badan Pusat Statistik yang terpantau melonjak dalam hal inflasi Rekreasi, Olahraga, dan Budaya; serta kelompok transportasi. Dibandingkan periode Juli 2024, inflasi kedua kategori tersebut mengalami kenaikan, masing-masing sebesar 1,52% yoy dan 1,42% yoy pada Agustus 2024.

Setali tiga uang, tingginya minat warga untuk melancong juga terlihat dari data BPS mengenai wisatawan nasional. BPS mencatat pada periode Januari-Juli 2024 jumlah wisnas mencapai 5.342.902 atau meningkat 22,15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Baca:
Alarm Kredit Macet Berbunyi Dipicu Hidup Kelas Menengah Makin Susah

Ketika aktivitas pariwisata mengalami lonjakan, hal berkebalikan terjadi pada jumlah tabungan orang Indonesia. Berdasarkan data distribusi simpanan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), isi tabungan kelompok kelas menengah ke bawah terus menyusut.

Merujuk data itu, nominal simpanan dengan nilai di bawah Rp 100 juta mengalami penurunan 0,7% mtm pada April 2024. Tren penurunan itu bahkan terus berlanjut pada Mei 2024 dengan angka 0,4%.

Penurunan jumlah tabungan masyarakat itu sejalan dengan melemahnya kemampuan masyarakat menyisihkan pendapatannya untuk ditabung. Berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia, porsi pendapatan masyarakat untuk tabungan terus menurun dari bulan April hingga Juli 2024. Pada bulan April, jumlah pendapatan yang mampu disisihkan masyarakat masih mencapai 16,7%. Namun, jumlah itu menurun pada Mei (16,6%), Juni (16,5%), Juli (15,5%).

Makin digemarinya kegiatan piknik di Indonesia membuat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno semringah. Dia bilang kendati ekonomi dibayangi pelemahan daya beli, toh minat masyarakat untuk tamasya tetap tinggi.

Baca:
Menteri Jokowi Wanti-Wanti Soal Iuran Dana Pensiun Tambahan

"Nah ini sudah kita lihat (penurunan kelas menengah), yang menarik keinginan untuk traveling masih tetap tinggi, tapi menyesuaikan dengan kondisi kantong mereka," kata Sandiaga.

Dia mengatakan fenomena ini tak terlepas dari perubahan perspektif kalangan muda (Gen Z) tentang rekreasi. Menurut Sandi, kalangan muda sudah menganggap travelling sebagai prioritas, bukan lagi kebutuhan tersier.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual mengamini ucapan Sandi. Dia mengatakan kelas menengah saat ini lebih suka menghabiskan uangnya untuk travelling dan hiburan.

"Dibandingkan untuk pembelian barang tahan lama, lebih cenderung ke rekreasi, wisata, makanan dan minuman," ujar David.

Untuk sumber dananya, David mengatakan kelas menengah masih menggunakan dana sendiri kendati semakin menipis. Sementara untuk kelompok bawah, kata dia, mereka sudah makan tabungan untuk memenuhi kebutuhan travel dan hiburan.

Guru Besar FEB UI Telisa Aulia Falianty melihat bergeliatnya pariwisata di tengah isu tekanan daya beli justru memperlihatkan ketimpangan di masyarakat. Dia menduga masyarakat golongan menengah ke atas masih mampu menyisihkan pendapatannya untuk vakansi. Sementara golongan kelas menengah ke bawah lebih pada mode bertahan untuk memenuhi konsumsi dasar.

"Nah ini isunya ketimpangan," kata dia.


(rsa/haa) Saksikan video di bawah ini:

Video: Kelas Menengah, Sudah Kena PHK Tertimpa Pajak Pula

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Video: Kelas Menengah 'Makan Tabungan', PR Genjot Ekonomi RI 2024