nobartv com online

    Release time:2024-10-07 21:44:58    source:no ikan gabus togel   

nobartv com online,sepeda motor 2d togel,nobartv com onlineJakarta, CNN Indonesia--

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyampaikan tren pernikahan dini di Indonesia mengalami penurunan dibandingkan 10 tahun lalu. Usia pernikahan pada perempuan juga makin naik.

"Tren pernikahan dini itu menurun, kalau 10 tahun yang lalu angkanya masih lebih dari 40. Jadi makin tahun makin menurun," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo kepada CNNIndonesia.com, Rabu (7/8).

Lihat Juga :
Pemerintah Diminta Utamakan Edukasi daripada Kontrasepsi Usia Sekolah

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, kata dia, masih banyak orang hamil dan melahirkan pada usia kurang dari 19 tahun. Hasto mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ada 26 dari 1000 orang menikah pada usia 15 hingga 19 tahun.

"Bisa dibayangkan kalau setiap 1.000 perempuan itu yang hamil di usia 15-19 tahun itu ada 26. Kalau 100.000 ribu sudah ada 2.600. Kalau 1 juta sudah 26.000 ribu. Apa enggak diatasi seperti itu. Kan harus diatasi," tuturnya.

Karena itu, Hasto menyarankan mereka yang menikah pada usia kurang dari 20 tahun menggunakan alat kontrasepsi ketika melakukan hubungan seksual.

Ia menjelaskan perempuan dengan usia kurang dari 20 tahun berisiko saat hamil. Hal itu berdampak pada banyaknya bayi lahir prematur, kematian bayi, dan kematian ibu karena pendarahan.

"Jadi kematian bayi dan ibu tinggi kalau masih banyak orang hamil dan melahirkan di bawah 20 tahun," ucapnya.

Lihat Juga :
Ma'ruf Minta Kontrasepsi Usia Sekolah Dikonsultasikan ke Lembaga Agama

Hasto menyampaikan BKKBN sudah sejak lama membagikan alat kontrasepsi kepada masyarakat secara gratis.

Alat kontrasepsi itu dibagikan melalui klinik, rumah sakit, dan bidan praktik mandiri yang bekerja sama dengan dinas kesehatan di kabupaten/kota.

"Kegiatan itu sudah jalan. Jadi tidak ada masalah, tinggal dikuatkan," ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), tren persentase perkawinan anak menunjukkan kondisi yang terus menurun selama lima tahun terakhir.

Persentase perempuan umur 20-24 tahun yang menikah sebelum umur 18 tahun terus menurun dari 11,54 persen pada 2017 menjadi 9,23 persen pada 2021.

Persentase terendah angka perkawinan anak terjadi pada 2021 dengan angka penurunan tren sebesar 1,12 persen dari angka capaian pada 2020.

JIka dibandingkan dengan target sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024, persentase perempuan umur 20-24 tahun yang menikah sebelum umur 18 tahun pada 2021 lebih rendah 0,57 persen dari target RPJMN yaitu sebesar 9,80 persen.

Lihat Juga :
Sederet Aturan Krusial PP Kesehatan yang Diteken Jokowi

PP Nomor 28 Tahun 2024 tentang Kesehatan yang ditandatangani Presiden Joko Widodo (Jokowi) salah satunya mengatur penyediaan alat kontrasepsi untuk pelajar. Aturan tersebut dituangkan dalam Pasal 103 yang merinci soal pelayanan kesehatan reproduksi.

"Upaya kesehatan sistem reproduksi usia sekolah dan remaja sebagaimana dimaksud dalam pasal 101 ayat (1) huruf b paling sedikit berupa pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi, serta pelayanan kesehatan reproduksi," bunyi Pasal 103 Ayat (1) PP Kesehatan.

Adapun di Pasal 103 ayat 4 merinci lagi soal pelayanan kesehatan reproduksi yang meliputi deteksi dini penyakit atau skrining, pengobatan, rehabilitasi, konseling, dan penyediaan alat kontrasepsi

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan penyediaan alat kontrasepsi bukan untuk pelajar, melainkan untuk usia sekolah.

"Sebenarnya ini (alat kontrasepsi) diarahkan untuk usia sekolah, bukan buat pelajar," kata Budi di Puskesmas Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (6/8).

Budi mengatakan di beberapa daerah masih banyak masyarakat dengan usia sekolah yang menikah. Karena itu, pemerintah menargetkan mereka untuk diberikan alat kontrasepsi.

(lna/tsa)