d21 busway

    Release time:2024-10-08 06:06:51    source:62 erek erek   

d21 busway,dewa98 login,d21 busway

Jakarta, CNBC Indonesia- Kelas menengah masih menjadi sorotan lantaran jumlahnya terkikis dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019 jumlah kelas menengah di Indonesia 57,33 juta orang atau setara 21,45% dari total penduduk. Lalu, pada 2024 hanya tersisa 47,85 juta orang atau setara 17,13%.

Artinya ada sebanyak 9,48 juta warga kelas menengah yang turun kelas. Karena, data kelompok masyarakat kelas menengah rentan atau aspiring middle class malah naik, dari 2019 hanya sebanyak 128,85 juta atau 48,20% dari total penduduk, menjadi 137,50 juta orang atau 49,22% dari total penduduk.

Di tengah isu tersebut, industri perbankan malah mencatat pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) tercatat tumbuh kencang. Tercatat, KPR tumbuh signifikan dalam dua tahun terakhir, yakni 7,8% secara tahunan (yoy) pada Desember 2022, dan melesat 12,5% setahun kemudian, dan bertumbuh lagi sebesar 14% yoy sepanjang Juni 2024.

Akan tetapi kondisi tersebut kontras dengan kredit kendaraan bermotor, di mana segmen ini juga diisi oleh kelas menengah. Pertumbuhan KKB tercatat double digit 17% yoy pada Desember 2022, kemudian itu turun menjadi 13,3% yoy pada Desember 2023, dan hingga Juni 2024 hanya mampu tumbuh mini 6,3% yoy.

Menurut Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) Royke Tumilaar, penyaluran KPR naik karena ditopang oleh pertumbuhan pinjaman dengan besaran pinjaman berukuran besar.

"Yang naik adalah KPR yang ticket sizebesar," kata Royke saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (12/9/2024).

Maka demikian, lagi-lagi kelas menengah atas yang mendorong permintaan KPR untuk pembelian rumah yang lebih mahal. Mereka juga lah yang mendorong porsi KPR terhadap kredit konsumsi secara keseluruhan. "Masih lumayan ada pembelian rumah," ujar Royke.

Terkait KKB yang lesu, menurutnya itu karena memang daya beli masyarakat yang menurun.

Sementara itu, big banklainnya, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mengatakan anomali ini terjadi karena banyak permintaan KPR terhadap rumah yang lebih murah. Sedangkan pertumbuhan permintaan KKB di bank swasta terbesar RI itu, juga tetap bagus, dan juga bergeser ke harga yang lebih murah.

Baca:
Kualitas Kredit Kinclong, Bank Mandiri Cetak Rekor NPL Terendah

"KPR geser ke rumah lebih murah. KKB di kita tetap bagus, cuma juga bergeser harga yang lebih murah," ungkap Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (12/9/2024).

Ia mengatakan, kebanyakan dari permintaan KKB itu adalah untuk membeli unit kendaraan baru.

Sebelumnya, Jahja mengatakan bahwa pertumbuhan KPR dan KKB di BCA bakal tetap naik tahun ini, karena penawaran bunga murah.

Berbeda dengan kedua bank dalam kategori modal paling jumbo RI itu, PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) mencatat pertumbuhan KKB yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan KPR.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyebut pertumbuhan KKB di bank swasta terbesar kedua RI itu tembus dua digit atau 20%.

"Di kami terbalik. KPR tumbuh kurang dari 5%, market pertumbuhan KPR didominasi oleh beberapa bank KBMI IV saja. Sementara KKB yang tumbuh bagus antara 15-20%," ujar Lani saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (12/9/2024).

Menurutnya, pertumbuhan KKB di CIMB Niaga itu karena ditopang oleh penjualan mobil bekas dan pembaharuan kredit mobil lama (refinancing). Sementara itu, permintaan KKB mobil baru lesu di industri, karena jumlah penjualannya turun.

Lani menambahkan, CIMB Niaga juga tidak mencoba untuk berkompetisi dengan menawarkan bunga murah bagi nasabah atau pricing war. Kata dia, itu dapat mempengaruhi margin bunga bersih atau net interest margin(NIM) yang sudah tergerus dalam 2 tahun terakhir.

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan memandang pertumbuhan KPR industri lebih banyak didukung dari kaum milenial yang memprioritaskan untuk kepemilikan rumah.

Baca:
Bukti Kelas Menengah RI Makin Susah, Terlihat dari Transaksi QRIS

Sedangkan permintaan KKB lesu, karena kota-kota besar sudah tersedia berbagai alternatif transportasi publik lain.

"Tentu kepemilikan mobil ini bukan menjadi prioritas dibanding dengan kepemilikan rumah," kata Trioksa saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (12/9/2024).

"Jadi lebih kepada memang pertumbuhan dari para kaum milenial atau kaum muda yang bekerja baik itu di institusi pemerintahan maupun di swasta yang memang ingin memiliki rumah. Berikutnya nanti apabila memang ini sudah settle rumah tersebut bisa jadi nanti akan diikuti dengan pertumbuhan dari KKB seperti itu."

Pandangan Trioksa tersebut terbukti pada data KPR subsidi di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) yang justru didominasi oleh oleh kaum milenial. BTN, bank pelat merah yang memiliki fokus pembiayaan perumahan, mencatatkan kurang lebih sebanyak 89% kaum milenial melakukan akad KPR subsidi hingga Juni 2024.

"Realisasi KPR subsidi sampai dengan Juni 2024, sejak awal dimulai didominasi kaum milenial kurang lebih 89% yang melakukan akad," ujar Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu di acara Akad Massal KPR & KUR BTN di Perumahan Pesona Kahuripan 9, Kabupaten Bogor, Rabu (31/7/2024) lalu.

Ia memaparkan bahwa khusus tahun 2020 hingga 2023, kaum milenial menyerap KPR subsidi sebanyak 425.000 unit. Jumlah itu telah mencapai sebesar Rp62 triliun sampai Juni 2024, dan angkanya terus mengalami kenaikan.


(mkh/mkh) Saksikan video di bawah ini:

Video: Mobil China "Serbu" Indonesia, Bisnis Pembiayaan Dapat Berkah?

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article BI Rate Naik, Bos Multifinance Ungkap Nasib Bunga Kredit Motor & Mobil