jitu 100 link alternatif

    Release time:2024-10-07 22:15:50    source:2d tangga   

jitu 100 link alternatif,okestream chelsea,jitu 100 link alternatifJakarta, CNN Indonesia--

Presiden Iran Ebrahim Raisi dikabarkan meninggal dunia di sebuah kecelakaan helikopter yang jatuh di salah satu provinsi di Azerbaijan, Minggu (19/5).

Helikopter jenis Bell 212 yang ditumpangi Raisi dan pejabat Iran lainnya jatuh usai menghadiri peresmian bendungan di perbatasan.

Lihat Juga :
Lokasi Jatuh Helikopter Presiden Iran: Dekat Perbatasan Azerbaijan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum menjadi presiden, Raisi merupakan seorang mantan hakim agung yang lahir di desa kecil dekat Kota Suci Masyhad pada 1960. Raisi telah mengenyam pendidikan di Qom sebagai salah satu anak didik dari Khamenei.

Melansir dariAl Jazeera, Raisi mempunyai segudang pengalaman sebagai jaksa agung sejak 1979 dan bergabung dengan kantor jaksa Masjed Soleym.

Raisi kemudian naik ke pucuk pemerintahan pada 2021 untuk menggantikan Hassan Rouhani yang telah memimpin Iran selama dua periode.

Saat memimpin, Raisi memiliki kredibilitas yang kuat dalam lembaga keagamaan. Ini terlihat dari paham ultrakonservatif yang memperkuat hubungannya dengan Khamenei.

Lihat Juga :
Dugaan Awal Penyebab Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh

Namun, Iran sempat mengalami gonjang-ganjing yang luar biasa. Seperti peristiwa protes akibat kematian Masha Amini pada 2022.

Sebelum meninggal, Amini ditahan oleh polisi moral Iran karena tak menggunakan hijab sesuai aturan yang berlaku.

Demonstrasi warga Iran tersebut turut diwarnai aksi kekerasan dan penangkapan oleh pihak berwenang. Peristiwa tersebut menewaskan sekitar 500 orang dan tujuh orang dieksekusi karena menjadi dalang kerusuhan.

Pengganti Khamenei yang potensial

Menurut laporan dariUniversidad de Navarra, Raisi merupakan sosok yang pantas dijadikan penerus dari Ayatollah Khamenei sebagai Pemimpin Tertinggi.

Ia disebut memiliki syarat yang berhubungan dengan status agama dan ideologi revolusioner. Saat dia menjadi Pemimpin Tertinggi, Raisi disebut berpotensi untuk melanjutkan kebijakan domestik dan regional Iran.

Dia akan memajukan Islamisasi Iran dan secara regional. Selain itu, Raisi juga diprediksi akan mendorong penguatan "poros perlawanan", yaitu aliansi anti-Barat dan anti-Israel antara Iran, Suriah, Hizbullah, Syiah Irak, dan Hamas.

Tetapi, potensi terhadap persaingan politik di Iran dapat terlihat saat masa transisi kepemimpinan ini.

Persaingan politik dalam negeri

Hal demikian juga diungkapkan oleh pakar keamanan Iran di Foundation for the Defence of Democracies (FDD), Behnam Ben Taleblu yang menyebut akan ada potensi persaingan politik di dalam negeri.

"Raisi adalah simbol pergeseran sayap kanan dari kelompok elite pemerintahan Republik Islam Iran," ucap Taleblu, seperti dikutip dariFox News.

Meski memiliki posisi kuat di atas kertas, lanjut Taleblu, Raisi tidak mempunyai dukungan langsung dari masyarakat. Hal tersebut yang membuat Raisi kerap dijuluki sebagai 'kendaraan bagi konsolidasi ultra-kanan dalam politik Iran.'

Lihat Juga :
Media Israel Prediksi Masa Depan Iran usai Presiden Raisi Meninggal

Taleblu juga menyebut bahwa sosok yang diuntungkan dari kematian Raisi adalah putra Ayatollah Ali Khamenei, Mojtaba Khamenei.

"Orang lain dalam daftar tersebut, yang akan mendapat manfaat besar dari hal ini adalah putra Ayatollah Ali Khamenei, Mojtaba, yang saat ini pada dasarnya memegang kekuasaan tanpa akuntabilitas. Dan banyak orang yang menuduh bahwa ia tertarik untuk menjadi pemimpin tertinggi berikutnya, atau mungkin ia akan menjadi pemimpin tertinggi berikutnya. berebut untuk menjadi pemimpin tertinggi berikutnya juga," tambah Taleblu.

Mojtaba sebelumnya memang berencana untuk bisa menggantikan sang ayah menjadi Pemimpin Tertinggi. Namun, Khamenei disebut lebih melihat visi Iran ke depan di mata Ebrahim Raisi.

Ini mengapa, Raisi menjadi kandidat kuat yang digadang-gadang sebagai penerus dari Khamenei.

Lihat Juga :
Presiden Iran Disebut Pakai Helikopter Tua Buatan AS Saat Jatuh

Hingga kini, kepemimpinan dari pemerintah Iran diambil alih oleh Wakil Presiden Pertama, Mohammad Mokhber. Mokhber pun langsung melakukan rapat kabinet guna membahas masa depan Teheran yang ditinggalkan salah satu pemimpinnya.

Pencarian dan penyelidikan sampai saat ini juga masih dilakukan oleh pihak berwenang dan tim SAR, guna mencari pangkal perkara dari peristiwa tragis tersebut.

(val/bac)