sekai toto

    Release time:2024-10-08 05:52:51    source:tvbersama live   

sekai toto,lgo188 login,sekai totoJakarta, CNN Indonesia--

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu makin tersudut usai mengusulkan sejumlah tawaran gencatan senjata dengan Hamas Palestina.

Al Jazeera melaporkan makin banyak pihak di Israel mendesak Netanyahu mundur, terutama keluarga 137 sandera warga Israel yang sampai saat ini masih ditahan Hamas di Gaza.

Lihat Juga :
KILAS INTERNASIONALMedia Asing Sorot Gestur Gibran di Debat sampai Israel Tolak Palestina

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika itu, Israel dan Hamas sepakat menerapkan jeda kemanusiaan selama sepekan dengan perpanjangan dua kali. Kesepakatan itu mencakup pertukaran pembebasan sandera Hamas dan warga Palestina yang dipenjara di Israel.

Lihat Juga :
Nego Gencatan Senjata, Netanyahu Tawarkan Bos Hamas Keluar dari Gaza

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Israel melepas 240 tahanan Palestina, sementara Hamas membebaskan 107 sandera, termasuk warga negara asing.

Menurut Al Jazeera dan media lokal Israel, anggota partai sayap kanan sekaligus Menteri Keamanan Itamar Ben Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich tak setuju dengan kesepakatan dengan Hamas tersebut.

Namun, Smotrich pada akhirnya mendukung langkah Netanyahu, tetapi Ben Gvir tetap menolaknya.

Desakan lain juga muncul dari oposisi terkait keputusan pemerintah apakah akan melanjutkan perang di Gaza atau fokus memulangkan sandera.

Sementara itu, keluarga sandera terus mendesak pemerintah segera membebaskan kerabat mereka yang masih menjadi tawanan Hamas. Keluarga sandera juga sempat memarahi Netanyahu dalam salah satu pertemuan terkait upaya pembebasan mereka. 

Lihat Juga :
DeSantis Mundur Nyapres, Siapa Rival Kuat Trump di Partai Republik?

Belakangan para keluarga sandera semakin vokal menyerukan Netanyahu mundur karena dianggap gagal melindungi sanak saudara mereka. Sebab, beberapa sandera Hamas dilaporkan meninggal dunia selama baku tembak antara milisi dan tentara Israel.

Beberapa sandera yang meninggal itu bahkan diklaim Hamas tewas imbas tembakan tentara Israel sendiri.

Desakan mundur kembali terdengar dari para keluarga sandera setelah Netanyahu menolak syarat negosiasi dari Hamas soal pembebasan sandera.

Pilihan Redaksi
  • Keluarga Sandera Israel Desak Pembebasan: Anak Kami Sekarat di Sana
  • Israel Kian Brutal, 50 Orang di Khan Younis Gaza Tewas dalam Semalam
  • 2 Anggota Navy SEAL AS Tewas usai Hilang 10 Hari usai Razia Kapal Iran

Hamas mengajukan syarat penarikan total pasukan Israel di Palestina dan mengakui kelompok perlawanan itu sebagai pemerintahan di Jalur Gaza.

Netanyahu menilai syarat itu mengkhianati upaya pasukan Zionis dan operasi militer.

"Kami menolak syarat penyerahan pasukan yang diminta Hamas. Kami tak bisa menjamin keselamatan warga kami jika kami menerima ini," ujar PM Israel.

Melihat situasi tersebut, jurnalis Al Jazeera Hamdah Salhut menilai tujuan-tujuan yang telah dituliskan militer Israel, sejak awal agresi tak bisa tercapai secara bersamaan.

Netanyahu sempat bersumpah tak akan berhenti perang sampai Hamas musnah dan bakal membawa sandera. Namun, komitmen soal sandera ini agaknya pudar.

"Mungkin Israel harus mempersiapkan diri untuk melakukan penarikan total dan mengakhiri perang," kata Salhut di laporan Al Jazeera.

(isa/rds)