erek erek hidung 2d

    Release time:2024-10-07 22:24:10    source:hasil usg 4d   

erek erek hidung 2d,kode alam melihat kucing kawin di jalan,erek erek hidung 2dJakarta, CNN Indonesia--

Syahdan berangkatlah Suratno (58) bersama sejumlah warga Desa Teluk Alur merambah hutan di Kapuas Hulu untuk mencari pohon kratom. Kala itu, pertengahan 2004, masyarakat Teluk Alur kedatangan orang Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mencari daun kratom untuk memenuhi kebutuhan eksportir.

Warga pun menyanggupi untuk mencarikan daun itu. Saat itu kratom tumbuh liar di belantara rimba Kalimantan. Pohon kratom tumbuh di tanah lembab, dekat dengan aliran air di dalam hutan. Suratno dan warga berhasil menemukan pohon kratom setelah bolak-balik masuk hutan raya.

Pohon kratom yang tumbuh di hutan ukurannya besar-besar. Tingginya bisa mencapai 30 meter. Suratno sampai harus memanjat pohon agar bisa memetik daunnya. Warga bahkan sampai harus menebang pohon agar bisa leluasa mengambil daunnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka lalu mengumpulkan daun-daun kratom yang dipetik warga dari hutan. Saat itu harga daun kratom dipatok Rp8.000 sampai Rp12.000 per kilogram (kg).

"Belum ada sistem cara tahapan-tahapan bagaimana, pokoknya asal ada barang ditimbang, ada uangnya sesuai dengan apa yang dikerjakan," ujarnya.

Perjumpaan Suratno dengan pengepul kratom dari luar daerah itu menjadi momentum sekaligus cikal bakal transformasi mata pencarian warga yang sebelumnya lebih banyak berladang di perkebunan karet dan sawit.

Suratno, Kepala desa Teluk Aur, Kapuas Hulu, Kalimatan BaratFoto: (CNN Indonesia/Hamka Winovan)
Suratno, Kepala desa Teluk Aur, Kapuas Hulu, Kalimatan Barat.

Suratno dan warga sejak itu mencari tahu cara budi daya tanaman kratom agar tak perlu bolak-balik masuk belantara hutan untuk memenuhi pesanan.

Warga belajar budi daya dengan cara mengolah bunga kratom untuk dijadikan benih. Melihat pohon kratom tumbuh di tanah lembab dan dekat aliran air di dalam hutan, Suratno dan warga mencoba menanamnya di lahan sekitar bantaran Sungai Kapuas.

"Jadi kita coba, karena di pesisir air ada pasang surutnya, berarti otomatis, tanah yang di pesisir Pantai Kapuas posisi tanahnya basah. Jadi secara logika kita mungkin bisa dibudidaya di pantai (tepi) Kapuas," katanya.

Lihat Juga :
LIPUTAN KHUSUSBisnis Kratom: Dari Perang Vietnam Kini Berpusar di Negeri Paman Sam

Suratno dan warga Tegal Alur mulai berbudi daya perkebunan kratom di bantaran Sungai Kapuas pada 2007. Pohon tersebut ternyata mudah tumbuh dan berkembang subur. Pohon itu tak mati meski terendam air.

Seiring waktu, permintaan kratom dari pengepul luar daerah terus mengalir. Sejak itu pula banyak warga ikut beralih budi daya tanaman kratom. Kratom pun lambat laun menjadi mata pencarian utama warga desa. Seperti Suratno, warga perlahan meninggalkan komoditas karet yang harganya terus anjlok.

"Karena untuk menambahkan perekonomian, jadi Alhamdulillah, berhasil juga tanaman yang kita tanam di pesisir Pantai Kapuas," ujarnya.

Pohon kratom kini sudah memenuhi lahan-lahan masyarakat Kapuas Hulu yang berada di bantaran Sungai Kapuas. Tak hanya warga Desa Teluk Aur yang membudidayakan tanaman tersebut, tetapi juga masyarakat yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai Kapuas.

Suratno kini menjadi Kepala Desa Teluk Aur. Jumlah penduduk desa ada sekitar 1.056 jiwa atau 353 kepala keluarga (KK). Mayoritas warga bertani kratom.

"Yang budi daya atau yang petani kratom ini, sekitar 235 KK. Kemarin kami sudah mengambil data bahwa petani kita, yang ditanam ini, sekitar 3.000 lebih kratom yang di Desa Teluk Aur saja. Itu 200 lebih KK tadi yang budi daya," katanya.

Berlanjut ke halaman berikutnya...

Selepas 2007, budi daya kratom menyebar ke sejumlah desa yang berada tepian Kapuas. Sebaran lahan perkebunan kratom sejak itu telah mengubah peran dan fungsi kratom yang dulunya sebatas tanaman herbal yang dikonsumsi warga dari alam liar menjadi komoditas bernilai ekonomi.

Saat ini kratom paling banyak tersebar di wilayah Kalimantan Barat. Tanaman ini hidup dalam hutan di sejumlah kabupaten, mulai Kapuas Hulu, Melawi, Ketapang, Sekadau, Sintang, Mempawah, Kubu Raya, hingga Sanggau. Kapuas Hulu tercatat yang paling banyak memiliki perkebunan kratom.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kapuas Hulu per November 2022, total pohon kratom mencapai 49.391.092,64 atau 49,4 juta batang yang dibudidaya di lahan seluas 11.384 hektare. Sementera petani kratom mencapai 18.392 orang yang berada di 23 kecamatan.

Lihat Juga :
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Legalisasi Kratom

Kecamatan Bunut Hilir di Kapuas Hulu menjadi pusat budidaya kratom dengan total 14,2 juta pohon. Disusul Embaloh Hilir 6,8 juta pohon, Putussibau Utara 4,2 juta pohon, Putussibau Selatan 4 juta pohon, dan Kalis 3,8 juta pohon.

Kemudian Kecamatan Bika 3,5 juta pohon, Jongkong 2,7 juta pohon, Mentebah 2,1 juta pohon, Bunut Hulu 1,8 juta pohon, Selimbau 1,6 juta pohon, Embaloh Hulu 1,4 juta, dan beberapa kecamatan lain di bawah 1 juta pohon.

Ibrahim, Ketua APPURIFoto: (CNN Indonesia/Hamka Winovan)
Ketua Appuri Ibrahim menyebut kratom sudah dimanfaatkan turun temurun dari generasi leluhur.

Petani kratom di Jongkong, Ibrahim (63) menyebut kratom sudah dimanfaatkan turun temurun dari generasi leluhur. Ia setidaknya tahu itu sejak zaman neneknya. Tanaman ini dikenal masyarakat Kapuas Hulu sebagai obat herbal yang dipercaya menyembuhkan sejumlah penyakit, paling umum untuk meredakan panas.

Ibrahim sampai saat ini masih rutin mengonsumsi kratom dalam dosis kecil. Di usianya yang sudah melewati paruh baya, Ibrahim masih merasa bugar dan sehat.

"Jadi asal-muasalnya tumbuhan kratom ini adalah tumbuhan liar, dan sudah dikenal oleh nenek moyang kita sudah cukup lama. Nah karena dulu itu belum bernilai ekonomi, paling-paling mereka biasa menggunakan ini hanya untuk obat-obat ringan," kata Ibrahim di Jongkong, Kapuas Hulu.

Ibrahim mengatakan ramuan kratom pada zaman dulu disiapkan dengan cara merebus daun segar maupun kering kemudian diminum. Beberapa warga setempat menambahkan madu atau air jeruk.

Penggunaan topikal atau di luar tubuh juga dilakukan dengan cara meremas daun segar kemudian ditempelkan pada luka, atau serbuk halus ditaburkan pada luka.

Infografis - Fakta-fakta Daun Kratom

Saat ini, kata Ibrahim, masyarakat sudah banyak yang mengonsumsi daun kratom dalam bentuk remahan kering maupun bubuk atau tepung. Daun remahan kering atau bubuk ini diseduh menggunakan air panas seperti teh atau kopi. Rasanya pahit macam jamu.

Rebusan daun kratom dipercaya bisa menurunkan panas badan hingga menambah stamina. Sementara batang pohon kratom bisa diambil kulitnya untuk mengobati gatal-gatal.

"Kalau misalnya ada yang kena gatal, kulitnya dikupas, digosok-gosok, kemudian untuk menurun panas juga bisa, daunnya direbus, ambil tiga sampai empat lembar direbus, sehingga akhirnya airnya itu seperti daun teh. Jadi itu diminum. Insyaallah kalau sudah dua-tiga kali minum akan pulih atau segar," kata Ibrahim.

Ibrahim mengatakan kratom telah menjadi mata pencarian utama masyarakat Kapuas Hulu saat ini. Banyak petani karet yang beralih menanam kratom. Harga karet anjlok dalam beberapa tahun terakhir hingga Rp5.000 per kg. Sedangkan harga daun kratom dianggap lebih baik, meskipun di beberapa desa harga daun remahan kini sedang turun menjadi Rp11.000 per kg.

Ibrahim menyebut penghasilan dari budidaya kratom cukup menjanjikan. Mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dari tanaman tersebut, bahkan sudah banyak orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi.

"Kita berkeinginan, tumbuhan ini atau tanaman ini bisa menjadi mata pencarian sampai ke anak cucu," ujarnya.