pengayam ayam hari ini

    Release time:2024-10-09 22:41:11    source:bosbosgames apk   

pengayam ayam hari ini,buku mimpi54,pengayam ayam hari iniJakarta, CNN Indonesia--

Sebuah studiterbaru dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengungkap berpuasa atau aktivitas tidak makan dan minum dalam kurun waktu tertentu bisa menekan atau mencegah pertumbuhan tumor. Simak mekanismenya.

Studi tersebut terbit di jurnal Nature pada 21 Agustus 2024 dengan judul "Short-term post-fast refeeding enhances intenstinal stemness via polyamines".

Dalam studi tersebut menyimpulkan bahwa puasa membantu regenerasi sel punca usus dan dapat menyembuhkan penyakit. Sel punca adalah sel induk yang berpotensi berkembang biak menjadi banyak sel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :
Elon Musk Blak-blakan Soal Kapan Manusia Bisa ke Mars

Penelitian sebelumnya dari MIT telah menunjukkan puasa memberikan efek menguntungkan dengan meningkatkan kemampuan regenerasi sel punca usus, yang membantu usus pulih dari cedera atau peradangan.

Dalam penelitian terbaru terhadap tikus, para peneliti dari MIT berhasil mengidentifikasi jalur yang memungkinkan peningkatan regenerasi ini, yang diaktifkan setelah tikus mulai "makan kembali" setelah berpuasa.

Mereka juga menemukan sisi buruk dari regenerasi ini. Para peneliti mengungkap ketika mutasi kanker terjadi selama periode regenerasi, tikus-tikus tersebut cenderung mengembangkan tumor usus tahap awal.

"Memiliki lebih banyak aktivitas sel punca baik untuk regenerasi, tetapi terlalu banyak hal yang baik dari waktu ke waktu dapat memiliki konsekuensi yang kurang baik," kata Omer Yilmaz, profesor biologi MIT dan juga penulis senior dari studi baru ini, mengutip laman resmi MIT, Jumat (30/8).

Yilmaz menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum membuat kesimpulan apakah puasa memiliki efek yang sama pada manusia.

"Kami masih harus banyak belajar, tetapi menarik bahwa berada dalam kondisi berpuasa atau makan kembali ketika paparan mutagen terjadi dapat memiliki dampak yang mendalam pada kemungkinan berkembangnya kanker pada model tikus yang didefinisikan dengan baik ini," katanya.

Lihat Juga :
101 SCIENCEKenapa Penis Bentuknya seperti Jamur?

Memicu regenerasi

Selama beberapa tahun, laboratorium Yilmaz telah meneliti bagaimana puasa dan diet rendah kalori memengaruhi kesehatan usus. Dalam sebuah studi tahun 2018, timnya melaporkan selama berpuasa, sel punca usus mulai menggunakan lipid sebagai sumber energi, alih-alih karbohidrat.

Mereka juga menunjukkan puasa menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan regeneratif sel punca. Namun, masih ada pertanyaan yang belum terjawab, "bagaimana puasa memicu peningkatan kemampuan regeneratif ini, dan kapan regenerasi dimulai?"

"Sejak penelitian tersebut, kami benar-benar fokus untuk memahami apa yang mendorong regenerasi. Apakah puasa itu sendiri yang mendorong regenerasi, atau makan setelah puasa?" kata Yilmaz.

Dalam studi terbaru, para peneliti menemukan regenerasi sel punca terhambat selama puasa, tapi kemudian meningkat saat kembali makan.

Para peneliti mengikuti tiga kelompok tikus - kelompok pertama yang berpuasa selama 24 jam, kelompok kedua berpuasa selama 24 jam dan kemudian diizinkan untuk makan apa pun yang mereka inginkan selama periode pemberian makanan selama 24 jam.

Kelompok ketiga memakan apa pun yang mereka inginkan selama percobaan.

Para peneliti kemudian menganalisis kemampuan sel punca usus untuk berkembang pada titik waktu yang berbeda. Mereka kemudian menemukan sel punca menunjukkan tingkat proliferasi tertinggi pada akhir periode pemberian makanan selama 24 jam.

Sel-sel ini juga lebih proliferatif daripada sel punca usus dari tikus yang tidak berpuasa sama sekali.

"Kami kira puasa dan pemberian makanan kembali mewakili dua keadaan yang berbeda," kata Shinya Imada, mahasiswa pascasarjana dan penulis utama studi tersebut.

"Dalam keadaan puasa, kemampuan sel untuk menggunakan lipid dan asam lemak sebagai sumber energi memungkinkan mereka untuk bertahan hidup ketika nutrisi rendah. Dan kemudian kondisi pasca-puasa yang benar-benar mendorong regenerasi."

"Ketika nutrisi tersedia, sel punca dan sel progenitor ini mengaktifkan program yang memungkinkan mereka membangun massa sel dan mengisi kembali lapisan usus," lanjutnya.

Bisa cegah kanker di halaman berikutnya...

Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa sel-sel ini mengaktifkan jalur sinyal sel atau dikenal sebagai mTOR, yang terlibat dalam pertumbuhan dan metabolisme sel.

Salah satu peran mTOR adalah mengatur penerjemahan RNA pembawa pesan menjadi protein, sehingga ketika mTOR diaktifkan, sel memproduksi lebih banyak protein.

Sintesis protein ini sangat penting bagi sel punca untuk berkembang biak.

[Gambas:Photo CNN]

Para peneliti menunjukkan aktivasi mTOR pada sel punca juga menyebabkan produksi sejumlah besar poliamin, sebuah molekul kecil yang membantu sel untuk tumbuh dan membelah.

"Dalam keadaan memberi makan kembali, Anda memiliki lebih banyak proliferasi, dan Anda perlu membangun massa sel. Hal ini membutuhkan lebih banyak protein, untuk membangun sel-sel baru, dan sel punca tersebut kemudian membangun lebih banyak sel yang terdiferensiasi atau jenis sel usus khusus yang melapisi usus," kata Saleh Khawaled, salah penulis utama studi.

Hasil penelitian itu juga mengungkap ketika sel punca berada dalam kondisi yang sangat regeneratif, mereka lebih rentan menjadi kanker.

Sel punca usus adalah salah satu sel yang paling aktif membelah diri di dalam tubuh, karena mereka membantu lapisan usus sepenuhnya setiap lima hingga 10 hari.

Karena sering membelah diri, sel puncak ini merupakan sumber sel prakanker yang paling umum di dalam usus.

Pilihan Redaksi
  • Sains Beberkan Peluang Manusia Ditelan Paus bak Nabi Yunus
  • Kenapa Manusia Punya 5 Jari?
  • Pakar Blak-blakan Soal Jenis Gender, Benarkah Cuma Dua?

Para peneliti, dalam studi tersebut, juga menemukan bahwa jika mereka mengaktifkan gen penyebab kanker pada tikus selama tahap pemberian makan, mereka jauh lebih mungkin mengembangkan polip prakanker daripada jika gen tersebut diaktifkan selama keadaan puasa.

Mutasi terkait kanker yang terjadi selama tahap pemberian makan kembali juga jauh lebih mungkin menghasilkan polip daripada mutasi yang terjadi pada tikus yang tidak menjalani siklus puasa dan pemberian makan kembali.

"Saya ingin menekankan bahwa ini semua dilakukan pada tikus, dengan menggunakan mutasi kanker yang sangat jelas. Pada manusia, hal ini akan menjadi keadaan yang jauh lebih kompleks," kata Yilmaz.

"Namun, penelitian ini membawa kita pada pemahaman berikut: Puasa itu sangat menyehatkan, tetapi jika Anda kurang beruntung dan Anda makan kembali setelah berpuasa, dan Anda terpapar mutagen, seperti steakyang hangus atau semacamnya, Anda mungkin benar-benar meningkatkan peluang Anda untuk mengembangkan lesi yang dapat menyebabkan kanker," imbuhnya.

Yilmaz juga menyatakan manfaat regeneratif dari puasa dapat menjadi signifikan bagi orang-orang yang menjalani pengobatan radiasi, yang dapat merusak lapisan usus, atau jenis cedera usus lainnya.

Laboratoriumnya sekarang sedang mempelajari apakah suplemen poliamina dapat membantu menstimulasi regenerasi semacam ini, tanpa perlu berpuasa.

"Penelitian yang menarik ini memberikan wawasan tentang interaksi yang kompleks antara konsumsi makanan, biologi sel punca, dan risiko kanker," kata Ophir Klein, profesor kedokteran di University of California di San Francisco dan Cedars-Sinai Medical Center, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

"Penelitian mereka meletakkan dasar untuk menguji poliamina sebagai senyawa yang dapat meningkatkan perbaikan usus setelah cedera, dan ini menunjukkan bahwa pertimbangan yang cermat diperlukan ketika merencanakan strategi berbasis diet untuk regenerasi untuk menghindari peningkatan risiko kanker," pungkasnya.