mahong 11

    Release time:2024-10-07 22:06:59    source:magnumbet login   

mahong 11,rajawaliqq login,mahong 11Jakarta, CNN Indonesia--

Ketua DPR Puan Maharani dinilai bakal meneruskan warisan Presiden RI pertama, Soekarno, dalam merawat hubungan baik masyarakat Indonesia dengan Korea Selatan. Mengingat, hubungan erat kedua negara telah dijalin sejak Bung Karno sejak lama.

Hal itu dikatakan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Korea Selatan, Gandi Sulistiyanto dalam acara Pengukuhan Puan sebagai Doktor Honoris Causa dari Pukyong National University (PKNU), Korea Selatan. Puan diberi gelar doktor kehormatan di Bidang Ilmu Politik berkat dedikasinya selama ini.

"Bung Karno sangat dihormati bangsa Korea. Legacy yang ditinggalkan Bung Karno diteruskan oleh Bu Mega, dan sekarang Bu Puan akan melanjutkannya," kata Gandi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedekatan itu yang diteruskan oleh putri Bung Karno, yakni Megawati. Bahkan Megawati pernah menjadi utusan khusus Presiden Korsel untuk ke Korut dalam menjalankan diplomasi perdamaian.

"Bu Mega di Korea itu ditokohkan, karena beliau dianggap bisa menjadi jembatan antara Korea Selatan dan Korea Utara. Bu Mega dianggap sebagai tokoh perdamaian," jelas Gandi.

Gandi menyebut, Megawati sering menyampaikan pesan dari Korsel ke Korut. Megawati dinilai menjadi salah satu tokoh dunia yang bisa dengan mudah masuk ke Korut sebagai komunikator.

"Tidak semua kepala negara lain bisa begitu. Legacy keluarga Soekarno di sini adalah jembatan antara Korea Utara dan Selatan, walaupun tidak mudah," terangnya.

Berkat diplomasi perdamaian yang dilakukannya, Megawati mendapat gelar profesor kehormatan dari Seoul Institute of the Arts (SIA). Megawati juga menerima gelar doktor honoris causa dari beberapa universitas di Korea.

Oleh karenanya, pemberian gelar Doktor Honoris Causa dari PKNU untuk Puan dinilai akan mempererat hubungan Indonesia dengan Korsel. Pemberian gelar kehormatan itu pun akan membuka lebar penguatan kerja sama pendidikan kedua negara.

"Pemberian gelar untuk Ibu Puan akan mendorong semakin banyak mahasiswa Indonesia belajar di Korea Selatan, termasuk kemungkinan beasiswa," ucap Gandi.

Perkuat Kerja Sama Pendidikan dengan Korsel

Untuk diketahui, KBRI Seoul mencatat, mahasiswa Indonesia di Korsel baru sekitar 1.700 orang, padahal mahasiswa dari ASEAN di Korsel ada sekitar 72 ribu. Namun, Gandi mengatakan, Indonesia menjadi potensi pasar dunia bagi Korsel.

"Pengaruh Korea di Indonesia begitu cepatnya karena Korean Wave seperti K-Drama, K-Pop, makanan Korean Food. Indonesia penikmat K-Drama kedua terbesar di dunia, setelah Korea sendiri. Ini kan pasar dunia," sebutnya.

Gandi menilai, Indonesia harus memanfaatkan kondisi tersebut. Selain di bidang ekonomi, kerja sama bidang pendidikan antara Indonesia dan Korsel perlu ditingkatkan sehingga kemungkinan adanya transfer teknologi semakin besar.

"Indonesia dan Korea Selatan saling membutuhkan. Kemajuan ekonomi Korsel membutuhkan pasar Indonesia. Indonesia butuh transfer teknologi. Sementara Korsel butuh tenaga-tenaga kerja Indonesia mengingat Korsel masuk periode aging population," papar Gandi.

Di sela-sela pengukuhan Puan sebagai Doktor Honoris Causa, juga dilakukan penandatanganan MoU antara 9 Universitas di Indonesia dengan PKNU.

Saat bertemu dengan Dubes Korsel untuk Indonesia, Park Tae-sung beberapa waktu lalu, Puan menyatakan harapannya agar kerja sama pendidikan kedua negara semakin bertambah kuat.

"Kerja sama pendidikan merupakan 'investasi´ bagi semakin kuatnya hubungan kedua negara di masa depan," ungkap Puan.

Selain untuk menerima gelar kehormatan dari PKNU, Puan juga sekaligus melakukan muhibah di Korsel. Ia bertemu dengan Presiden Yoon Suk-yeol dan melakukan pertemuan bilateral dengan Ketua DPR Korsel yang baru saja dilantik, Kim Jin-Pyo.

"Kunjungan ini menjadi tonggak eratnya hubungan Indonesia dan Korea Selatan. Tidak hanya hubungan antar-pemerintah namun juga kerja sama antar-parlemen," kata Puan.

(osc/osc)