liga365benua

    Release time:2024-10-07 20:58:55    source:erek-erek nelayan   

liga365benua,pantun tentang pendidikan 4 bait,liga365benua

Jakarta, CNBC Indonesia -Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan Indonesia berpotensi meraup investasi hingga puluhan miliar dolar Amerika Serikat (AS) dari rencana kerja sama di sektor penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture Storage/CCS).

Luhut menyebut, pemerintah saat ini membicarakan rencana kesepakatan pendahuluan pada proyek CCS dengan beberapa calon investor.

"Dan kemudian juga tadi sudah kita bicara preliminary mengenai Carbon Capture Storage (CCS), itu juga bisa angkanya besar sekali bisa mungkin berapa puluh miliar dolar," beber Luhut saat ditemui usai acara Indonesia International Sustainable Forum 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (6/9/2024).

Namun, Luhut mengatakan potensi investasi hingga miliaran dolar AS tersebut bisa tercapai dalam jangka waktu puluhan tahun ke depan.

"Tentu dalam waktu dalam 20-25 tahun ke depan," tambahnya.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi penyimpanan emisi karbon hingga 570 giga ton.

Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM Noor Arifin Muhamad pernah mengungkapkan bahwa setidaknya ada 20 potensi sumber daya penyimpanan karbon di akuifer garam dan reservoir minyak dan gas yang sudah habis.

"Ini hasil kajian Lemigas kita (Indonesia) punya potensi 570 giga ton (CO2)," ujarnya dalam acara Indonesian Petroleum Association Convention & Exhibition (IPA Convex), di ICE BSD Tangerang Selatan, Rabu (15/5/2024).

Detailnya, sebesar 577,62 giga ton CO2 tersebar di 20 lokasi dengan dua sumber yakni dari reservoir migas yang habis dan akuiver garam.

Berikut daftar potensi penyimpanan CO2 di dalam negeri berdasarkan catatan Ditjen Migas Kementerian ESDM:

1. North East Java: 100.83 Giga Ton

2. Tarakan: 91,92 Giga Ton

3. North Sumatera: 53,34 Giga Ton

4. Makassar Strait: 50,70 Giga Ton

5. Central Sumatera: 43,54 Giga Ton

6. Kutai: 43,00 Giga Ton

7. Banggai: 40,31 Giga Ton

8. South Sumatera: 39,69 Giga Ton

9. Kendeng: 30,64 Giga Ton

10. West Natuna: 13,15 Giga Ton

11. Barito: 12,05 Giga Ton

12. Seram: 11,58 Giga Ton

13. Pasir: 10,36 Giga Ton

14. Salawati: 8,75 Giga Ton

15. West Java: 7,22 Giga Ton

16. Sunda Asri: 6,52 Giga Ton

17. Sengkang: 4,31 Giga Ton

18. Bintuni: 2,13 Giga Ton

19. North Serayu: 1,55 Giga Ton

20. Bawean: 1,16 Giga Ton.

Baca:
Mau Ekspor Listrik ke Singapura, RI Bisa Raup Investasi Rp 461 Triliun

(wia) Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina Berhasil Tekan 35% Emisi Karbon Dengan Strategi Jitu

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Gak Main-Main, RI Bisa Tampung 600 Giga Ton Karbon di Dalam Tanah