goaloo net

    Release time:2024-10-08 06:17:52    source:klasemen liga polandia   

goaloo net,liga158,goaloo netMedan, CNN Indonesia--

Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun, memastikan partainya tidak akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, yang mengusung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta.

"Sorry la yau, kita berjuang untuk republik, demokrasi, untuk masa depan anak cucu," kata Komarudin di Medan, Sabtu (10/8).

Lihat Juga :
Anies Hormati Sikap PKS yang Berpeluang Cabut Dukungan di Pilgub DKI

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait adanya isu penjegalan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta, Komarudin menyebutkan demokrasi harusnya berjalan dengan baik.

"Kita ini pasti petarung, kita melakukan perlawanan ketika pertarungan itu tidak mencerminkan demokrasi," tegasnya.

Meski begitu, Komarudin mengakui PDIP tidak bisa mengusung calon sendiri karena hanya memiliki 15 kursi di DPRD DKI Jakarta. Sementara syarat bisa mengusung harus memiliki 22 kursi atau 20 persen dari seluruh kursi di DPRD DKI Jakarta.

"Tapi kalau Jakarta, kita tidak memenuhi syarat untuk maju sendiri, kalau partai lain ramai-ramai bergabung, ya kita tidak bisa maju sendiri," papar Komarudin.

Wacana pembentukan KIM Plus mencuat menjelang Pilkada 2024 di beberapa daerah termasuk di Jakarta. KIM sendiri merupakan koalisi partai politik pengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.

Wacana KIM Plus pertama kalinya dilontarkan oleh Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. KIM Plus merujuk pada penambahan parpol baru di luar anggota koalisi yang tergabung saat pilpres.

Wacana KIM Plus inilah yang disebut-sebut menjadi skenario menjegal Anies. Tiga partai yang semula memberi sinyal dukungan kepada Anies, yakni PKS, NasDem dan PKB mendadak berbalik arah.

PKS yang sudah memberikan surat rekomendasi kepada Anies, jadi yang paling depan mengkaji opsi bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang mengusung Ridwan Kamil.

Alasannya, dukungan terhadap Anies sudah jatuh tempo. Sebab, Anies tak kunjung dapat partai koalisi untuk mewujudkan duet dengan Presiden PKS Sohibul Iman.

Lihat Juga :
PKS soal Kotak Kosong Pilgub Jakarta: Banyak Poros Semakin Bagus

Sementara itu, NasDem tak kunjung memberikan surat rekomendasi meskipun sudah menyatakan dukungan. PKB yang mendukung Anies di Pilpres 2024 juga sampai sekarang tak bersikap dan malah menunjukkan kedekatan dengan Prabowo Subianto.

PDIP mengirim sinyal ketertarikan ke Anies karena partai ini tak mau membiarkan Pilkada Jakarta hanya diikuti kotak kosong melawan jagoan yang akan diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yakni Ridwan Kamil. Namun sampai sekarang PDIP belum mendeklarasikan dukungan.

Berdasarkan UU Pilkada, Anies membutuhkan 22 kursi fraksi partai di DPRD DKI Jakarta untuk bisa mendaftar ke KPU. Jumlah itu merupakan 20 persen dari total 106 kursi DPRD.

Jika PDIP benar akan mengusung Anies, butuh tambahan empat kursi lagi. Dengan begitu PDIP harus menggandeng minimal satu dari tiga partai yang belum dipastikan masuk KIM Plus yakni PKS, NasDem atau PKB.

Kursi partai lain di luar KIM Plus tidak mencukupi untuk digandeng yakni PPP dan Perindo yang masing-masing hanya punya satu kursi di DPRD DKI.

(fnr/fea)