pangandaran magicseaweed

    Release time:2024-10-07 21:54:58    source:guatoto   

pangandaran magicseaweed,paito sgp49,pangandaran magicseaweedJakarta, CNN Indonesia--

Kerusuhan yang melanda Inggrisbuntut penikaman tiga anak di Southport, Merseyside, Senin (29/7) pekan lalu, telah memicu kekhawatiran.

Kerusuhan itu disebut-sebut didalangi oleh sayap kanan ekstrem, yang menyebarkan rumor palsu bahwa pelaku penikaman adalah imigran Muslim.

Lihat Juga :
Kerusuhan Inggris Meluas, Malaysia Minta Warganya Jauhi Kerumunan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaku merupakan kelahiran Cardiff, ibu kota dan kota terbesar negara bagian Wales, Inggris.

Apa itu sayap kanan ekstrem di Inggris?

Dilansir dari laman resmi pemerintah Inggris, sayap kanan ekstrem adalah orang-orang yang menggunakan kekerasan untuk mendukung ideologi mereka.

Ideologi ini secara umum dapat dicirikan sebagai Nasionalisme Budaya, Nasionalisme Kulit Putih, dan Supremasi Kulit Putih.

English Defence League (EDL), yang oleh Kepolisian Merseyside dikaitkan dengan protes keras di Southport, sejauh ini belum ditetapkan sebagai sayap kanan ekstrem.

Lihat Juga :
Siap-siap Iran Serang Israel Hari Ini Balas Kematian Bos Hamas Haniyeh

Menteri Dalam Negeri Yvette Cooper baru akan "meneliti"nya untuk ditetapkan sebagai ekstremis atau tidak.

Dilansir dari Sky News, EDL didirikan pada 2009 dan mengalami masa kejayaannya pada 2011.

Kelompok ini terbentuk di London, di sekitar firma hooligan sepak bola yang memprotes kehadiran kelompok Islam di Luton.

Tommy Robinson, yang memiliki nama asli Stephen Yaxley-Lennon, adalah pemimpin kelompok tersebut. Ia merupakan mantan anggota Partai Nasional Inggris (British National Party/BNP) yang pernah dipenjara karena kasus penyerangan.

Secara ideologis, kelompok ini berhaluan paling kanan dalam politik Inggris. Mereka menolak gagasan bahwa umat Muslim bisa benar-benar menjadi orang Inggris dan menuding Islam sebagai ancaman terhadap nilai-nilai Eropa.

EDL juga menyalahkan tingginya angka imigran sebagai akibat dari penurunan "budaya Inggris".

Lihat Juga :
Kesaksian Warga Ungkap Detail Baru Pembunuhan Pemimpin Hamas Haniyeh

EDL membedakan dirinya dari kelompok sayap kanan tradisional dengan merangkul orang-orang Yahudi, Sikh, dan LGBTQ.

EDL mengusung slogan "tidak rasis, tidak melakukan kekerasan, hanya saja tidak lagi diam" dan mengklaim diri sebagai pembela kelas pekerja kulit putih.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Pada 2010 dan 2013, pamor kelompok ini dan BNP menurun drastis di kancah politik Inggris.

Kelompok ini pernah terungkap memiliki hubungan dengan aktivis sayap kanan Norwegia Anders Behring Breivik, pelaku serangan bom dan penembakan pada Juli 2011 yang menewaskan 77 orang.

Lihat Juga :
Fakta-fakta Kerusuhan Inggris, Dikompori 'Geng Preman' Sayap Kanan

Pada Desember 2011, dua pendukung EDL juga dihukum karena berencana mengebom sebuah masjid di Stoke-on-Trent.

Pada 2013, Robinson akhirnya meninggalkan organisasi itu di tengah kekhawatiran bahwa dirinya tak bisa mengendalikan pengikut kelompok yang terlampau ekstrem.

Meski secara resmi organisasi ini dianggap sudah tak ada lagi, namun sentimen yang disulut para pendukung EDL tetap ada.

Menurut polisi Merseyside, pendukung EDL tampak menonjol dalam kerusuhan di Southport usai bentrok dengan polisi di luar sebuah masjid pada Selasa malam.

Lihat Juga :
Warga Israel Tegang, Waswas Iran Hujani Rudal usai Haniyeh Terbunuh

Berdasarkan Undang-Undang Terorisme tahun 2000, Menteri Dalam Negeri dapat melarang suatu organisasi jika diyakini terkait dengan terorisme.

Berdasarkan undang-undang tersebut, terorisme berarti penggunaan atau ancaman tindakan yang melibatkan kekerasan serius terhadap seseorang, kerusakan serius terhadap harta benda, membahayakan kehidupan seseorang atau menciptakan risiko terhadap kehidupan untuk memengaruhi pemerintah atau mengintimidasi masyarakat.

Ini juga termasuk tindakan-tindakan kekerasan yang dilakukan untuk memajukan tujuan politik, agama, ras, maupun ideologi tertentu.