guimaraes vs boavista

    Release time:2024-10-07 21:48:58    source:18 erek erek   

guimaraes vs boavista,mba4d,guimaraes vs boavista

Jakarta, CNBC Indonesia -Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mewanti-wanti agar jangan sampai program pembangunan proyek Pipa Transmisi Gas Cirebon-Semarang (Cisem) tahap 2 mandek, "hanya" karena tidak dialokasikannya anggaran untuk proyek ini dalam RAPBN 2025.

Menurutnya, dengan minimnya anggaran yang disetujui dalam Pagu Anggaran untuk Kementerian ESDM, khususnya untuk subsektor minyak dan gas bumi (migas) untuk tahun 2025 mendatang, dikhawatirkan proyek Pipa Transmisi Gas Cirebon-Semarang tahap 2 ini tidak bisa berjalan lancar.

"Pertama, kita mengalami persoalan gas ya. Pembangunan (pipa gas) Cisem (tahap) 2, kemudian untuk gas di Sumatera nggak bisa dilakukan kalau nggak dibiayai oleh negara, terkecuali kerja sama dengan swasta murni. Untuk usaha ini kan pemimpin terdahulu sudah melakukan tender dan selesai. Kalau nggak dianggarkan, artinya memang kita khususnya Kementerian Keuangan sengaja membuat program ini gagal," tegasnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Kamis (12/9/2024).

Bahlil menjelaskan, meski Kementerian ESDM mengajukan alokasi anggaran untuk 2025 sekitar Rp 10 triliun, tapi yang disetujui di Badan Anggaran DPR RI yakni Rp 3,91 trilliun untuk belanja operasional rutin Kementerian ESDM dan Rp 4,2 triliun untuk proyek pipa gas dan program kerakyatan di sektor ESDM.

Dia menyebut, khusus untuk Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM, alokasi anggaran yang dirumuskan sebesar Rp 566,68 miliar. Bahlil juga mengeluhkan anggaran tersebut tidak cukup untuk pembangunan infrastruktur, khususnya gas bumi di dalam negeri.

"Ditjen Migas Rp 566,68 miliar. Bayangkan Pimpinan, kita mau naikkan lifting minyak tapi Dirjennya hanya dikasih anggaran Rp 500 miliar. Padahal target negara mau dijadikan (pendapatan) dari hulu migas sekitar US$ 15-16 miliar. Ini teori dari mana?" keluhnya.

Bahlil pun meminta kepada DPR agar tidak menyalahkan pihaknya jika pembangunan infrastruktur gas di Indonesia tidak berjalan mulus. Bahlil menilai hal tersebut sudah sama-sama diketahui bahwa kurangnya anggaran bisa mempersulit jalannya proyek sektor migas di dalam negeri.

"Kalau menerima dengan baik, maka kami bekerja sesuai dengan kewenangan dan keuangan yang diberikan pemerintah dan DPR. Jadi kalau boleh saran kami kita buat catatan. Tapi andai nggak ada catatan itu kalau boleh rapat-rapat berikutnya jangan tanya kami soal pipa. Karena apa? Parlemen boleh menanyakan apabila diberikan ruang biaya untuk kami kerjakan. Jadi kalau nggak ada kerjaan apa yang mau ditanyakan," bebernya.

Lebih lanjut, Bahlil menyarankan untuk program sektor migas, khususnya pada program pembangunan pipa gas agar mengambil dana dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) saja.

"Kalau boleh kami sarankan kesimpulan rapat hari ini untuk program pipa, kita masukkan bagian dalam keputusan dialokasikan dari sumber anggaran PNBP saja. Masa anggaran kami kasih PNBP kita hampir Rp 300 triliun lebih, Rp 303 triliun. Gak ada yang netes ini," tandasnya.

Baca:
Keluhan Bahlil! Punya Target Naikkan Lifting Migas Tapi Anggaran Kecil

(wia) Saksikan video di bawah ini:

Video: Hubungkan Aceh-Jawa Timur, Pemerintah Kebut Proyek Gas Cisem II

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Video: Dilantik Jadi Menteri ESDM, Ini Tugas Berat Bahlil Lahadalia