kos toto

    Release time:2024-10-07 23:50:35    source:pentawin slot   

kos toto,kantor musim mas medan,kos toto

Jakarta, CNBC Indonesia- Memutuskan antara membeli rumah atau menyewa rumah adalah salah satu keputusan penting dalam hidup. Sebab hal ini mencakup rencana keuangan jangka panjang.

Baik menyewa atau membeli rumah dengan cara cicilan tentu memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Meski begitu, menyewa rumah dalam jangka waktu yang panjang kerap diidentikkan dengan pemborosan.

Biasanya, menyewa rumah dalam jangka panjang sering dinilai pemborosan karena uang yang dihabiskan masuk ke dalam dompet orang lain, bukan untuk aset yang bisa dimiliki selamanya.

Melansir dari CNBC Make It, jutawan dan bintang Netflix How to Get Rich, Ramit Sethi mengatakan bahwa menyewa rumah sama sekali bukanlah pemborosan atau "buang-buang uang".

Pilihan Redaksi
  • Belajar dari Orang Jepang, Ini 6 Tips Nabung agar Duit Cepat Ngumpul
  • Daftar 14 Makanan Paling Banyak Mengandung Mikropastik, Cek!

"Anda mengeluarkan uang untuk tempat tinggal. Anda membayar pemilik properti untuk merawat tempat tinggal tersebut, mendapat kenyamanan, serta memperoleh fleksibilitas untuk dapat meninggalkan properti tersebut di akhir masa sewa," kata Sethi.

Saat melihat rumah sebagai investasi, penyewa biasanya mengabaikan "biaya tersembunyi" dari memiliki properti di luar pembayaran kredit bulanan. Hal ini mencakup biaya pajak properti, asuransi, utilitas, biaya keamanan komplek, dan perbaikan. Pembayaran KPR juga disertai dengan bunga di awal yang seringkali tinggi selama beberapa tahun pertama pinjaman.

"Banyak orang mengatakan bahwa mereka tidak ingin membuang-buang uang untuk ngobtrak. Saya justru tidak ingin membuang uang untuk bunga KPR," kata Sethi.

Tak punya rumah untuk bangun kekayaan

Menurut Sethi, seseorang tidak perlu memiliki rumah untuk membangun pundi-pundi kekayaan. Sethi mengaku bahwa ia justru memperoleh kekayaan saat menyewa rumah.

"Saya [justru] telah menghasilkan lebih banyak uang dengan menyewa daripada jika saya memiliki rumah," ujar Sethi, merujuk pada investasi yang dilakukan dengan uang yang seharusnya dihabiskan untuk uang muka dan biaya tidak terlihat untuk unit yang mirip disewa.

Namun, Sethi juga menyebut bahwa hal itu bukan berarti membeli rumah tidak menjadi investasi yang baik. Terlebih, mengingat nilai rumah meningkat sebesar 85 persen sejak 2010.

Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.Ilustrasi rumah komersil. Foto: Muhammad Luthfi Rahman

"Kita telah terbiasa dengan kenaikan yang sangat tinggi di pasar real estat, terutama selama kenaikan harga rumah setelah 2020," kata Sethi.

Menurut Sethi, hal ini dapat menyebabkan orang berasumsi bahwa memiliki rumah adalah cara terbaik untuk membangun kekayaan, meskipun saham secara historis sebenarnya mengungguli harga rumah.

Pilihan Redaksi
  • Mau Simpan Uang di Bank? Pelajari Beda Deposito & Tabungan
  • Mengintip Harta Kekayaan P Diddy, Rapper yang Viral Akibat Kasus Seks

"Jika orang percaya bahwa kekurangan perumahan akan menyebabkan harga naik selama beberapa dekade, itu adalah "taruhan" yang sangat masuk akal," ujar Sethi.

"Namun, Anda juga perlu menghitung alternatif Anda. Berapa biaya untuk menyewa dan berinvestasi secara berbeda? Berapa banyak modal yang akan terikat dalam pembayaran uang muka?" lanjutnya.

Selain itu, Sethi juga menyebut ada pertimbangan gaya hidup yang harus dipertimbangkan saat membeli rumah, seperti perkiraan untuk pindah dalam beberapa tahun, membutuhkan tempat yang lebih besar untuk keluarga, dan keinginan untuk pindah lingkungan.

"Atau bahkan sekadah membutuhkan fleksibilitas untuk berganti pekerjaan dengan cepat dan meningkatkan penghasilan Anda," tutur Sethi.

Jika Anda memiliki pertimbangan-pertimbangan tersebut, menyewa mungkin lebih cocok karena membuat setiap pilihan tetap terbuka.

Lakukan Perhitungan Sebelum Membeli Rumah

Berdasarkan pengalaman Sethi, pembeli rumah tidak selalu mempertimbangkan biaya peluang untuk memperoleh properti, terutama setelah memutuskan ingin memiliki rumah sendiri.

Biasanya, hal itu terjadi karena kepemilikan rumah dipandang sebagai pencapaian besar dan bagian penting bagi masyarakat. Hal inilah yang dapat menyebabkan pandangan sempit tentang nilai properti sebenarnya dibandingkan dengan investasi lain, seperti rencana 401(k) atau dana indeks saham.

"Saya berbicara dengan pasangan yang sering memberi tahu saya bahwa uang di rekening pensiun mereka tidak terasa nyata. Mereka akan berkata, 'Maksud saya, uang itu ada di sana. Tetapi saya tidak dapat benar-benar menyentuhnya [seperti rumah]," kata Sethi.

Membeli properti adalah salah satu keputusan terbesar dalam hidup. Maka dari itu, Sethi menyarankan pembeli untuk "menimbang angka-angka dengan hati-hati" sebelum membuat keputusan, termasuk biaya semu.


(hsy/hsy) Saksikan video di bawah ini:

Video: Parle Resto & Cafe, Level up Experience Kuliner Indonesia!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article 3 Jurus Rahasia Jeff Bezos Kumpulkan Kekayaan hingga Rp3.000 T