prediksi macau pusat archives

    Release time:2024-10-08 05:59:51    source:rtp linetogel hari ini   

prediksi macau pusat archives,langit 138,prediksi macau pusat archives

Karawang, CNBC Indonesia -Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berjanji bakal memfasilitasi izin edar biostimulant berbasis rumput laut yang diproduksi oleh Koperasi Produsen Mina Agar Makmur di Karawang, Jawa Barat.

Adapun izin edar yang dimaksud ialah izin edar biostimulant atau pupuk organik hasil olahan rumput laut yang didaftarkan melalui Kementerian Pertanian (Kementan), dengan tujuan memberikan kepastian perlindungan bagi lingkungan, menjamin mutu, efektivitas dan kepastian formula produk yang beredar.

"Izin edar, nanti biaya yang timbul dari sana akan kami bantu sebagai bagian dari dukungan konkrit. Supaya izin edar bisa langsung diproses untuk umum ya, untuk izin Kementan dan juga izin yang akan didapat dari KKP," kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Budi Sulistiyo saat ditemui di Unit Pengolahan Rumput Laut Karawang, Jawa Barat, Sabtu (5/10/2024).

Baca:
Hilirisasi Rumput Laut Bisa Beri Kabar Baik Bagi Petani Padi RI

Dalam upaya mendukung hilirisasi di sektor kelautan dan perikanan, Budi mengatakan KKP senantiasa melakukan pembinaan untuk para pelaku usaha, memfasilitasi, sampai dengan berkolaborasi antar Kementerian dan Lembaga terkait, supaya hilirisasi tersebut tidak mengalami kendala.

Dia pun berharap dari kolaborasi yang dijalin KKP bersama Koperasi Produsen Mina Agar Makmur, dapat menarik investasi dan menggaet calon mitra yang lebih besar lagi bagi koperasi tersebut.

"Jadi, niat kami bekerjasama adalah untuk mengawal pelaku usaha koperasi ini, agar sebuah koperasi punya kualitas standar internasional. Dari awal untuk keamanan pangannya, hingga setiap produk itu diekspor," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Budi mengingatkan Ketua Koperasi Mina Agar makmur Usup Supriyatna, untuk fokus saja dalam menyusun berkas permohonan izin edar dan mendaftarkannya. Kata dia, pelaku UMKM itu tidak perlu lagi pusing memikirkan biaya permohonan izin edar, sebab KKP akan memfasilitasinya.

"Izin Pak Usup, nanti akan kami fasilitasi ya. Pokoknya Bapak daftar saja ya, nanti apapun yang menjadi suatu yang harus (dibayar), biaya nanti dari KKP, karena ini menjadi bagian kami untuk mendorong usaha UMKM. Tapi jangan lupa, ketika usaha ini sudah menengah besar, ajaklah semua orang belajar di sini," kata Budi.

Sementara itu, Usup mengaku pihaknya memang mengalami kendala dalam memasarkan produk biostimulant berbasis rumput laut, untuk dimanfaatkan sebagai pupuk pada tanaman pertanian. Sebab, pihaknya sampai dengan saat ini masih belum mengantongi izin edar dari Kementan, lantaran biaya yang harus dikeluarkan terbilang cukup besar untuk pelaku UMKM seperti dirinya, yakni sekitar Rp45 juta.

"Memang pembiayaan untuk ke Kementan itu cukup mahal, sih. Yang saya tahu, kemarin itu sekitar Rp45 jutaan untuk dapat satu izin. Karena ada uji lapang, dia juga ada uji multilokasi. Itu yang membuat mahal. Maka, mungkin saja, kalau seandainya izin edar untuk UMKM atau yang tidak berbahaya, ya bisa saja mereka subsidi," ujarnya.

Baca:
Terbongkar! Ada 10 Pabrik Pengolahan Rumput Laut RI Mangkrak, Ada Apa?

Dalam kesempatan yang sama, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Jasmal Basmal menjelaskan, biostimulant yang berbasis dari rumput laut hasil riset yang dilakukannya ini mampu mengurai sisa pakan, sehingga kualitas air menjadi lebih terjaga serta berpengaruh pada pertumbuhan dan peningkatan daya tahan ikan.

"Dia itu sebagai prebiotik. Prebiotik itu kan makanan yang kita kasih ke ikan diharapkan semua dicerna. Kalau semua dicerna kan berarti fesesnya sedikit, Kalau feses sedikit, amonia sedikit, ikannya bagus," terang Jasmal.

Adapun pemanfaatan rumput laut sebagai bahan biostimulant, katanya, dilatarbelakangi oleh potensi rumput laut Indonesia sebesar 9,2 juta ton per tahun, sementara pemanfaatan komoditas ini untuk industri hanya sebesar 5,4 juta ton, sehingga masih terdapat sekitar 3 juta hingga 4 juta ton rumput laut yang belum termanfaatkan.

Jasmal berharap, penggunaan biostimulant berbasis rumput laut untuk dijadikan sebagai pupuk organik atau media tanam, mampu mendongkrak perkembangan pangan Indonesia yang mana saat ini terbebani oleh pestisida dan/atau bahan kimia lainnya.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat BRIN, Jasmal Basmal saat menjelaskan fungsi dan kelebihan biostimulant rumput laut. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Foto: Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat BRIN, Jasmal Basmal saat menjelaskan fungsi dan kelebihan biostimulant rumput laut. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat BRIN, Jasmal Basmal saat menjelaskan fungsi dan kelebihan biostimulant rumput laut. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

(dce) Saksikan video di bawah ini:

Video: JIIPE, Lokasi Strategis Hilirisasi Industri & Energi Terbarukan

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Luhut Ungkap 'Harta Karun' Baru di RI, Bisa Hasilkan Cuan Rp304 T