sundulqq

    Release time:2024-10-07 21:40:08    source:jam jackpot fafafa   

sundulqq,idcwin,sundulqqJakarta, CNN Indonesia--

Media Singapura, The Straits Times, menyoroti arti salam empat jari yang belakangan ramai digunakan sejumlah masyarakat Indonesia dalam kampanye pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Dalam artikel bertajuk "Indonesia election: The 'four-finger' salute and how Jokowi spurred its spread", The Straits Times menuliskan simbol empat jari viral beberapa waktu terakhir di sebagian orang Indonesia.

Lihat Juga :
Jerman ke Netanyahu: Solusi 2 Negara Jalan Terbaik Israel-Palestina

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kampanye ini adalah inisiatif terbaru untuk mengesampingkan calon terdepan dan kandidat nomor urut 2 Prabowo Subianto, yang dipandang mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo," tulis The Straits Times, Senin (5/2).

The Straits Timesmengutip pernyataan John Muhammad selaku Presidium Nasional Partai Hijau Indonesia yang menjadi pencetus salam empat jari ini. Dalam kampanyenya pada 25 Januari di Instagram, John mengatakan empat jari digunakan untuk mengekspresikan pilihan demi "menghindari [pasangan] Prabowo-Gibran."

Dalam pilpres kali ini, Prabowo bersanding dengan Walikota Solo sekaligus putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

Pencalonan Gibran sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo sempat menuai kontroversi karena ia lolos berkat putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai batas minimal usia capres-cawapres. MK saat itu menetapkan mereka yang di bawah usia 40 tahun namun memiliki pengalaman sebagai kepala daerah bisa mencalonkan diri sebagai capres/cawapres.

Usia untuk maju capres atau cawapres di Indonesia sendiri minimal 40 tahun.

Lihat Juga :
Media Asing Sorot Prabowo Tuai Kritik soal Otak Lambat di Debat Capres

Lebih lanjut, dalam laporannya, The Straits Times juga menyoroti sikap Gibran yang sempat menimbulkan sentimen negatif karena tidak sopan selama debat cawapres.

Selain itu, media Singapura itu juga menggarisbawahi anggapan publik mengenai Jokowi yang dinilai ikut campur dalam pemilu guna menggalang suara bagi Gibran.

Pada 24 Januari lalu, Jokowi sempat menyatakan bahwa Presiden diperbolehkan kampanye dengan syarat tidak menggunakan fasilitas negara. Pernyataannya ini memicu perdebatan karena dinilai tidak netral.

"Para kritikus dan beberapa netizen menuduh Jokowi menggunakan posisinya untuk meyakinkan orang agar memilih Prabowo," tulis The Straits Times.

"Ketidakadilan yang dirasakan memicu munculnya gerakan empat jari yang berakar pada keyakinan bahwa Jokowi telah memanipulasi interpretasi hukum untuk mendukung kandidat tertentu," tulis media tersebut, mengutip Made Supriatma selaku pengamat tamu ISEAS-Yusof Ishak Institute.

The Straits Timeskemudian menyoroti dugaan bahwa Jokowi berupaya habis-habisan agar pilpres pada 14 Februari ini berjalan hanya satu putaran.

Lihat Juga :
Siapa Calon Penerus Raja Charles III dari Inggris Jika Turun Takhta?

Upaya Jokowi itu salah satunya mengenai bantuan langsung tunai El Nino dan kenaikan gaji pertama untuk pegawai negeri sipil (PNS) untuk pertama dalam lima tahun.

Sambil mengutip Edbert Gani Suryahudaya dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, The Straits Times menekankan hukum Indonesia mengenai batas suara yang mesti didulang demi menang pilpres, yakni 50 persen.

Jika tidak ada yang mencapai angka tersebut, maka dua kandidat dengan suara terbanyak akan memasuki pemungutan suara putaran kedua pada Juni.

Berdasarkan hasil sejumlah survei, Prabowo-Gibran meraup sekitar 40-an persen dalam pilpres kali ini.

Kendati begitu, sejumlah kalangan seperti aktivis pro-demokrasi enggan jika Prabowo menang dalam pemilu. Pasalnya, Prabowo punya rekam jejak hitam salah satunya terkait hak asasi manusia di masa lalu.

Oleh sebab itu, para aktivis ini mendukung kampanye salam empat jari demi menjegal suara Prabowo di pemilu 2024.

(isa/bac)