statistik atalanta vs lazio

    Release time:2024-10-07 10:29:57    source:belanja cepat higgs domino   

statistik atalanta vs lazio,tembak axis v4,statistik atalanta vs lazio

Jakarta, CNBC Indonesia- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beri kabar terkini soal rencana pelepasan unit usaha syariah (UUS), BTN Syariah untuk berdiri menjadi bank umum syariah (BUS). Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Dian Ediana Rae mengatakan, saat ini masih dalam pembahasan.

"Itu masih dalam tahap pembicaranya, nanti saya kalau sudah semakin jelas nanti saya kasih tahu," ujarnya saat ditemui di gedung DPR RI Jakarta, Selasa (10/9).

Baca:
OJK Sambut Baik Rencana Amundi Masuk BRI Asset Management

Kabar terbaru, BTN mengincar PT Bank Victoria Syariah (BVS) setelah rencana mengakuisisi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. (BMI) disebut batal. Dian menyebut, rencana itu juga belum sampai ke OJK.

"Belum, belum masuk (laporannya). Itu semua masih dalam apa namanya, masih dalam apa nama pembicaran-pembicaran masing-masing sebetulnya," pungkasnya.

Seperti diketahui, BTN membidik bank syariah lain untuk menjadi "cangkang" sebagai bagian dari proses pelepasan unit usaha syariah (UUS), BTN Syariah untuk berdiri menjadi bank umum syariah (BUS).

Sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan kepada CNBC Indonesia bahwa proses due diligence antara BTN dan BVS tengah berlangsung. Nilai transaksi tersebut dikabarkan mencapai Rp1,7 triliun.

"Sudah jalanin proses due diligence," kata sumber tersebut kepada CNBC Indonesia belum lama ini, dikutip Rabu (17/6/2024).

Proses due diligence ini ditargetkan dapat selesai pada bulan Juni ini, agar proses akuisisi dapat rampung pada bulan Oktober mendatang. Dengan begitu, BTN membidik dapat menyampaikan proposal untuk merger ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada bulan September.

Sementara itu, Direktur Utama BVS Dery Januar tidak menampik atau membenarkan informasi ini. Namun, ia menolak untuk memberikan tanggapan.

"Mohon maaf saya belum mendapatkan informasi terkait hal tersebut, sehingga belum bisa berikan tanggapan," ujarnya saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (18/6/2024).

Sehubungan dengan ini, sumber tersebut juga mengungkapkan bahwa BTN telah menyerahkan laporan ke hasil due diligence dengan BMI serta hasilnya kepada Menteri BUMN dan Wakil Presiden. Hasil dari due diligence itu menyatakan BTN tidak akan melanjutkan akuisisi BMI.

Sumber tersebut menyampaikan bahwa rencana akuisisi batal karena salah satunya adalah nilai akuisisi BMI yang terlalu besar, yakni mencapai sekitar Rp10 triliun.

Ketika dihubungi CNBC Indonesia, Corporate Secretary Bank Muamalat Hayunaji tidak menampik atau membenarkan bahwa rencana akuisisi bank syariah pertama RI oleh BTN itu batal. Ia mengatakan hal itu merupakan ranah dari pemegang saham.

"Terkait dengan informasi yang ditanyakan, dapat kami sampaikan bahwa hal tersebut merupakan wewenang dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP) Bank Muamalat," kata Hayunaji saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (12/6/2024).

Ia kemudian menyampaikan bahwa pihaknya akan mengikuti keputusan BPKH, "Kami akan mengikuti arahan dari PSP."

Terpisah, Komisaris sekaligus pemegang saham Bank Muamalat Andre Mirza Hartawan mengatakan bahwa nilai akuisisi masih dalam diskusi. "Ini masih dalam diskusi dan mungkin saja ada angka yang dari pihak investor masih perlu pembicaraan lebih lanjut agar nantinya ada kesesuaian harga, tapi tentunya ini kalau data sudah final semua," katanya.

Mengingatkan saja, BVS yang merupakan anak usaha PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC) pernah dikabarkan masuk radar akuisisi BTN pada tahun 2022 lalu.


(fsd/fsd) Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos OJK Bahas Soal FCA Hingga Target Bisnis Asset Management

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Bank Muamalat Beberkan Update Terbaru Soal Merger dengan BTN Syariah