tokek no togel

    Release time:2024-10-08 05:26:59    source:induk organisasi sepak bola internasional adalah….   

tokek no togel,buku mimpi 2d 69,tokek no togelJakarta, CNN Indonesia--

Perekonomian Amerika Serikat (AS) sedang tidak baik-baik saja. Hal ini ditandai dengan berbagai data yang dirilis lebih rendah dari perkiraan.

Salah satunya adalah kenaikan angka pengangguran menjadi 4,3 persen pada Juli 2024. Hal ini memperbesar prediksi Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) bakal menurunkan suku bunga lebih cepat sehingga pasar saham bergejolak, termasuk di Indonesia.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bahkan ditutup anjlok 3,4 persen pada penutupan pasar, Senin (6/8) setelah data pengangguran AS dirilis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang data-data ekonomi AS belakang mengecewakan, namun saya melihat investor cenderung overreact dan bursa-bursa memang sudah sangat tinggi dan overvalue dan rentan profit taking," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (6/8).

Menurut Lukman meski ada potensi AS masuk ke jurang resesi, namun sangat kecil dan masih jauh, sehingga terlalu dini para investor membuat kehebohan sejak awal.

"Saya melihat kemungkinan resesi AS ada, namun tidaklah besar. Pelemahan ekonomi AS pada sektor tenaga kerja sebenarnya masih tidak terlalu mengkhawatirkan, tingkat pengangguran masih relatif bagus di tengah suku bunga yang tinggi," jelasnya.

Senada, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky berpendapat resesi di AS masih sangat jauh. Meskipun spekulasi pasar makin besar namun probability-nya dinilai masih kecil.

"Jadi kita dari posisi saat ini sampai AS resesi itu masih sangat jauh jalannya," jelas Riefky.

Namun, apabila AS resesi, maka ada tiga dampak yang setidaknya akan mempengaruhi Indonesia. Pertama, dari jalur keuangan, di mana kemungkinan besar ada capital outflow masif dari berbagai negara berkembang.

"Itu nanti kemungkinan akan membuat pelemahan dari nilai tukar rupiah," kata dia.

Kedua, dari jalur perdagangan. Sebagai mitra dagang utama kedua Indonesia, kontraksi ekonomi AS akan berdampak pada penurunan kinerja ekspor dan impor Tanah Air.

"Kalau AS resesi berlanjut dari sektor keuangan ke sektor riil, maka kemungkinan ekspor kita menurun, impor dari AS juga menurun karena produksinya juga akan menurun. Ini akan mempengaruhi neraca perdagangan kita," imbuhnya.

Ketiga, inflasi. Melemahnya nilai tukar tentu akan membuat berbagai harga barang dan pangan di Indonesia meningkat sehingga inflasi tak bisa dihindari.

"Kalau tekanan nilai tukar terlalu besar, potensinya ini akan berdampak terhadap inflasi domestik. Tapi sejauh ini AS masih jauh dari resesi," pungkas Riefky.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/pta)