yalla shoot apk

    Release time:2024-10-09 21:26:27    source:raja889   

yalla shoot apk,erek erek 2d 47,yalla shoot apkJakarta, CNN Indonesia--

Pengaruh alam semestakembaran disebut memicu percepatan pengembangan alam semesta kita sejak Ledakan Besar (Big Bang) terjadi.

Naman Kumar, mahasiswa PhD di Indian Institute of Technology, mengungkap teori ini dalam sepasang makalah yang diterbitkan di Gravitation and Cosmology dan Europhysics Letters.

Salah satu usulannya muncul dari asumsi bahwa semesta kita tidak sepi seperti yang kelihatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Atau kita menerima bahwa kita hidup di multisemesta (multiverse) dimensi yang lebih tinggi," lanjutnya.

Makalahnya ini terkait hambatan besar buat menyatukan teori relativitas umum dan mekanika kuantum serta apa yang terjadi sebelum Big Bang, teori paling umum soal awal semesta ini.

Ini adalah titik saat semua materi terkurung dalam segerombolan partikel subatomik yang amat sangat panas dan padat. Sebelum itu apa? Hal-hal terkait fisika kuantum, kemungkinan. Tak ada yang bisa menjawabnya secara ilmiah.

Lihat Juga :
Apa yang Terjadi Sebelum Big Bang?

Untuk melengkapi puzzle yang hilang, kita memerlukan teori baru yang menggabungkan dengan mulus relativitas umum dengan mekanika kuantum, atau mengganti keduanya dengan sesuatu yang radikal dan baru.

Kumar pun merekomendasikan model yang dimulai dengan fenomena kuantum pembentukan materi.

Jika kondisinya tepat, kata dia, partikel virtual memiliki peluang yang cukup besar untuk muncul dalam kemitraan yang saling terkait, satu bagian kecil materi, dan satu kembaran antimateri.

Ini bisa berupa satu positron dan satu elektron, atau satu quark charm (elemen dasar yang ditemukan pada partikel subatomik komposit, lebih kecil dari atom) dan satu quark anti-charm.

Lihat Juga :
Peta Anyar Semesta Buktikan Teori Einstein, Muat Materi Tak Kasat Mata

Atau, mungkin saja, kata Kumar, satu semesta dan satu anti-semesta.

Usulan ini bukannya tanpa preseden. Multisemesta adalah cara yang mudah untuk mengisi celah yang membuat semesta ini tampak sangat cocok untuk keberadaan kita.

Saran serupa diajukan beberapa tahun lalu oleh fisikawan Latham Boyle, Kieran Finn, dan Neil Turok dari Perimeter Institute for Theoretical Physics di Kanada.

Ketiganya berpendapat bahwa alam semesta kita tampak dan berperilaku semulus yang seharusnya bukan karena periode inflasi (mengembangnya semesta pasca-Big Bang) awal yang cepat.

Namun, itu karena semesta ini lahir bersama dengan saudara kembar yang berjalan mundur dalam waktu; identik, kecuali partikel-partikel bayangan cermin dan muatan yang terbalik.

Teori versi Kumar muncul sebagai konsekuensi dari sebuah konsep dalam teori informasi kuantum yang disebut entropi relatif.

Sederhananya, ini adalah metrik yang memberikan angka pada perbedaan dalam distribusi probabilitas di seluruh sistem yang tidak simetris, seperti dua alam semesta yang terhubung pada suatu titik waktu.

Jika semesta kita muncul bersama dengan 'saudara kembar' bayangan cermin yang berjalan mundur, terbalik muatannya, yang dibatasi oleh kondisi energi relativitas umum dengan cara yang sama seperti kita, maka ia akan terjerat sedemikian rupa.

Alhasil, energi setiap sistem secara alami menggambarkan radius yang meluas dengan cepat. Masalah ini pun terpecahkan, tanpa memerlukan energi gelap.

Teori kedua

Tidak puas dengan satu teori, Kumar baru-baru ini menerbitkan proposal kedua yang muncul dari batas hipotetis antara dimensi yang disebut branes.

Dengan memvariasikan ketegangan di batas-batas realitas dimensi yang lebih tinggi ini, Kumar menunjukkan bagaimana ruang-waktu dapat mengembang dengan kecepatan yang semakin cepat.

Membangkitkan dimensi ekstra dan alam semesta cermin untuk menjelaskan sesuatu yang sesederhana perluasan alam semesta mungkin tampak seperti sesuatu yang berlebihan.

Namun, kita mungkin telah sampai pada titik dalam kosmologi yang membuat kita perlu mempertimbangkan konsep-konsep yang sedikit menantang imajinasi kita.

Lihat Juga :
Apa Kata Stephen Hawking Soal Keberadaan Tuhan?

Bahkan usulan yang paling aneh pun dapat mengisyaratkan pengamatan yang mengonfirmasi bahwa benar-benar ada partikel dan gaya dalam bayangan tempat relativitas umum dan fisika kuantum bertemu.

Atau, mungkin mengungkap lapisan realitas baru yang sebelumnya tetap berada di luar jangkauan.

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)